LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Fabel Elang dan Bulbul, Kisah Tentang Nilai Sebuah Kepastian

Fabel Elang dan Bulbul, Kisah Tentang Nilai Sebuah Kepastian

Hutan pagi itu terasa tenang dengan sinar matahari yang hangat. Seekor burung bulbul bernyanyi riang di atas pohon, menikmati hari yang indah. Ia sama sekali tidak sadar bahwa ada elang yang sedang mengawasinya dari ketinggian.

Di atas sana, elang itu terbang berputar-putar dengan perut yang sangat lapar. Ia sudah mencari makan sejak pagi buta, tetapi belum mendapatkan hasil apa-apa. Suara nyanyian bulbul akhirnya menarik perhatiannya ke sebuah dahan pohon.

Meskipun mangsanya terlihat kecil, rasa lapar membuat elang tidak mau berpikir panjang. Ia segera meluncur turun dan dengan cepat menangkap burung bulbul itu. Si burung kecil terkejut karena tiba-tiba sudah berada dalam cengkeraman kuat.

Burung bulbul yang ketakutan mencoba memohon belas kasihan. "Tuan Elang, tolong lepaskan aku," pintanya dengan suara pelan. "Tubuhku sangat kecil, sama sekali tidak akan cukup untuk membuatmu kenyang."

Ia kemudian mencoba menawarkan sesuatu yang lain. "Jika kau melepaskanku, aku akan tunjukkan tempat burung merpati yang gemuk berkumpul," bujuknya. Ia berharap elang mau menukar dirinya dengan janji makanan yang lebih besar.

Elang diam sejenak memikirkan tawaran itu, tetapi akal sehatnya segera bekerja. Ia sadar bahwa melepaskan makanan yang sudah pasti demi sebuah janji adalah tindakan bodoh. Perutnya butuh isi sekarang, bukan nanti.

"Aku tidak akan melepaskan apa yang sudah kugenggam demi sesuatu yang belum pasti," jawab elang dengan tegas. Ia pun terbang membawa sarapannya pagi itu. Suasana kembali sunyi, hanya angin pagi yang kini bertiup pelan di sela-sela pepohonan.

Moral Cerita

1. Menghargai Kepastian yang Sudah Dimiliki

Moral utama cerita ini adalah pentingnya menghargai apa yang sudah kita miliki, sekecil apa pun itu. Elang menolak janji tentang merpati gemuk karena ia memegang kepastian berupa Bulbul.

Sering kali, mengejar harapan yang terlalu besar dan belum jelas justru membuat kita kehilangan apa yang sudah ada di tangan. Sikap pragmatis Elang mengingatkan kita agar berhati-hati dalam menukar hasil yang pasti dengan janji yang belum tentu terwujud.

2. Realisme Mengalahkan Imajinasi/Harapan Kosong

Cerita ini mengajarkan untuk mendasarkan keputusan pada kenyataan yang ada (realisme) dibandingkan imajinasi atau harapan tanpa dasar. Bulbul mencoba menjual harapan (merpati gemuk) untuk mengalahkan realitas (rasa lapar Elang).

Dalam hidup, terkadang kita harus memilih apa yang paling masuk akal dan dapat dicapai saat ini, terutama dalam kondisi mendesak. Elang memilih untuk menyelesaikan masalah laparnya saat itu juga, daripada mengambil risiko besar demi potensi keuntungan di masa depan yang tidak pasti.

3. Pragmatisme dalam Pengambilan Keputusan

Nilai moral ini menyoroti pentingnya bertindak secara praktis dan efisien. Elang menunjukkan pragmatisme yang dingin; ia tidak membuang energi mengejar sesuatu yang belum terlihat.

Prinsip ini sangat relevan dalam manajemen risiko. Jangan melepaskan sumber daya yang telah diperoleh hanya untuk mengejar peluang yang memerlukan investasi waktu dan tenaga baru tanpa jaminan keberhasilan.

Posting Komentar