LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Kisah Nasruddin: Ke Mana Perginya Ikan?

KISAH NASRUDDIN, KE MANA PERGINYA IKAN?

Nasrudin pulang dengan napas terengah-engah namun wajahnya berbinar, menenteng empat kilogram ikan kakap segar di tangannya. "Istriku, tolong masak ikan ini dengan bumbu spesial untuk makan malam kita. Aku akan keluar sebentar dan kembali nanti malam," ujarnya penuh semangat.

Sepeninggal Nasrudin, datanglah rombongan teman-teman istrinya bertamu ke rumah. Karena ingin menjamu mereka dengan layak, sang istri membakar semua ikan kakap itu dan mereka berpesta hingga tak ada daging yang tersisa di tulangnya.

Malam harinya, Nasrudin pulang dengan perut lapar namun mendapati meja makan kosong melompong. "Mana ikan kakap empat kilo tadi? Perutku sudah berteriak minta diisi!" tuntutnya.

Sang istri yang gugup segera menunjuk kucing mereka yang sedang tidur pulas di pojok ruangan. "Maafkan aku, saat aku lengah, kucing celaka itu mencurinya dan melahap habis semua ikan empat kilo itu!"

Nasrudin menatap istrinya datar, lalu tanpa bicara ia menyambar timbangan pasar dan meletakkan kucing itu ke atasnya. Jarum timbangan berayun cepat dan berhenti tepat di angka empat kilogram.

Nasrudin mengangguk-angguk pelan, lalu menoleh pada istrinya dengan tatapan tajam sambil menunjuk angka di timbangan. "Istriku yang cerdas, timbangan ini tidak pernah bohong, berat makhluk ini pas empat kilo."

Ia melanjutkan dengan nada dingin yang menusuk, "Sekarang jelaskan padaku: Jika onggokan di atas timbangan ini adalah 'ikan', lalu ke mana perginya kucing kita? Tapi jika ini adalah 'kucing', lalu ke mana perginya ikan kakapku?"

Pelajaran dari Kisah Nasruddin: Ke Mana Perginya Ikan?

1. Melawan Kebohongan dengan Fakta.

Nasrudin mengajarkan kita untuk tidak terbawa emosi saat merasa dibohongi, melainkan menggunakan akal sehat dan bukti nyata. Ia tidak memarahi istrinya secara langsung, tetapi menimbang kucing untuk membuktikan bahwa alasan sang istri tidak masuk akal secara hitung-hitungan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar alasan yang terdengar aneh atau tidak logis. Daripada menghabiskan tenaga untuk berdebat kusir, lebih baik tunjukkan fakta atau data yang sebenarnya agar kebenaran terungkap dengan sendirinya.

2. Jujur Lebih Baik daripada Mencari "Kambing Hitam"

Sang istri mencoba menutupi kesalahannya menghabiskan ikan dengan menyalahkan kucing yang tidak tahu apa-apa. Kebohongan ini justru membuatnya terjebak dan malu sendiri ketika fakta (berat timbangan) membuktikan sebaliknya.

Pesan moralnya adalah lebih baik jujur mengakui kesalahan di awal daripada mengarang cerita bohong yang rumit. Kebiasaan menyalahkan orang lain (atau keadaan) hanya akan menunda masalah dan membuat kita makin sulit dipercaya di kemudian hari.

Posting Komentar