Fabel Dua Kucing dan Kera merupakan cerita populer dari Dongeng Aesop yang tak lekang oleh waktu. Kisah ini mengandung pesan moral mendalam tentang bahaya keserakahan. Selain itu, cerita ini mengingatkan kita akan kerugian besar akibat pertengkaran yang sia-sia.
Narasi Kisah Dua Kucing dan Kera
Pada suatu siang yang cerah di tengah hutan rindang, dua ekor kucing bersahabat berjalan menyusuri jalan setapak. Perut mereka berbunyi nyaring karena rasa lapar yang tak tertahankan. Sinar matahari terik membuat mereka semakin lemas, apalagi mereka belum menemukan sedikit pun makanan sejak pagi hari.
Tiba-tiba, langkah mereka terhenti saat mata mereka menangkap objek menarik. Mereka melihat sepotong keju besar di bawah pohon. Aroma keju itu sangat harum dan menggoda, seolah memanggil perut kosong mereka untuk segera diisi. Tanpa menunggu lama dan dengan hati gembira, mereka segera menyambar keju itu dan berencana memakannya bersama di tempat yang teduh.
Agar pembagian makanan tersebut adil, mereka sepakat membagi keju menjadi dua bagian sama besar. Salah satu kucing mematahkan keju itu dengan hati-hati menggunakan cakarnya. Namun, setelah terbelah, masalah baru muncul dan mulai menguji persahabatan mereka.
Kucing pertama melihat potongan milik temannya tampak sedikit lebih besar dari miliknya. Rasa iri mulai timbul di hatinya karena takut tidak kenyang. Sementara itu, kucing kedua juga curiga kalau potongan temannya justru lebih tebal dan terlihat enak. Perdebatan sengit pun tak terelakkan di antara dua sahabat itu.
Mereka saling menunjuk dan merasa pembagian itu tidak adil bagi diri mereka sendiri. Padahal, perbedaan kedua potongan itu sangat tipis dan wajar. Karena sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah, mereka memutuskan mencari penengah untuk menyelesaikan sengketa ini.
Mereka meminta bantuan seekor kera di atas pohon besar yang dikenal pandai bicara. Kucing-kucing itu menceritakan persoalan mereka dengan harapan mendapat keadilan. Sang kera mendengarkan dengan wajah serius yang dibuat-buat, padahal dalam hati ia tertawa kegirangan melihat kesempatan emas untuk menipu mereka.
Sang kera berjanji akan membagi keju itu seadil-adilnya menggunakan timbangan tua miliknya. Kucing-kucing yang polos itu percaya dan menyerahkan nasib makan siang mereka sepenuhnya kepada sang kera. Kera itu lalu meletakkan kedua potong keju di piringan timbangan.
Saat ditimbang, sisi kiri ternyata terlihat lebih berat. "Aku harus menguranginya sedikit agar seimbang," kata kera dengan gaya sok bijak. Ia lalu menggigit potongan kiri dengan lahap dan menelannya. Kucing-kucing itu hanya bisa menelan ludah melihat makanan mereka dimakan sang penengah.
Kini, giliran sisi kanan yang menjadi lebih berat karena gigitan sebelumnya. "Wah, sekarang yang kanan berat, aku harus meratakannya," kata sang kera licik. Ia pun menggigit potongan kanan dengan porsi besar tanpa ragu. Kejadian ini terus berulang berkali-kali di depan mata kucing yang malang.
Sang kera terus bergantian menggigit sisi kiri dan kanan dengan alasan menyeimbangkan timbangan yang sengaja dibuat tidak kunjung lurus. Lama-kelamaan, dua potong keju yang tadinya besar dan menggiurkan kini tinggal tersisa remah-remah kecil. Kedua kucing sadar bahwa mereka sedang ditipu mentah-mentah.
Dengan wajah sedih, mereka memohon agar kera berhenti sekarang juga. "Tuan Kera, berikan saja sisa itu kepada kami, kami sudah ikhlas menerimanya," pinta mereka serempak. Namun, sang kera menggelengkan kepala dan menolak permintaan itu.
Ia berdalih bahwa tugas menimbang harus diselesaikan hingga neraca benar-benar seimbang sempurna sebelum diserahkan. Padahal, itu hanyalah akal-akalan agar ia bisa menghabiskan sisa keju tersebut.
Akhirnya, sang kera mengambil sisa terakhir yang ada dengan santai. "Nah, sisa kecil ini adalah upahku karena lelah bekerja menimbang untuk kalian," katanya tanpa rasa bersalah. Ia pun memasukkan sisa terakhir itu ke mulutnya dan menelannya bulat-bulat di depan kedua kucing.
Sang kera kemudian melompat pergi dengan perut kenyang, meninggalkan kedua kucing itu termangu. Tinggallah dua sahabat itu duduk terdiam penuh penyesalan karena kebodohan mereka. Mereka baru menyadari bahwa pertengkaran egois justru membuat mereka kehilangan segalanya.
Pesan Moral Kisah Dua Kucing dan Kera
1. Akibat Bertengkar Karena Hal Sepele
Pertengkaran karena rasa iri hanya akan membawa kerugian besar. Kedua kucing kehilangan rezeki di depan mata hanya karena sibuk berebut siapa yang mendapat lebih banyak. Seharusnya kita bersyukur dengan apa yang ada daripada kehilangan segalanya karena keserakahan sesaat.
2. Pentingnya Sikap Saling Mengalah
Sikap mau mengalah kepada teman adalah tanda kedewasaan. Jika salah satu kucing bersedia menerima bagian yang sedikit berbeda, mereka pasti sudah makan kenyang bersama dengan gembira. Mengalah bukan berarti kalah, melainkan cara cerdas untuk menang bersama dan menjaga persahabatan.
3. Bijak dalam Meminta Bantuan
Kita harus berhati-hati dan tidak sembarangan percaya orang asing. Menyelesaikan masalah sendiri dengan kepala dingin jauh lebih aman daripada mengundang pihak lain. Jangan sampai masalah kita justru dimanfaatkan orang lain untuk keuntungan mereka, seperti yang dilakukan si kera.
Ingin membaca cerita bijak lainnya? Silakan kunjungi halaman Kumpulan Dongeng dan Fabel Aesop untuk koleksi terbaik.

Posting Komentar