LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Kisah Inspiratif Tentang Cita-Cita: Hidup Tidak Selalu Mengikuti Arus Air

Ilustrasi Kisah Inspiratif Tentang Cita-Cita : Hidup Tidak Selalu Mengikuti Arus Air

Suasana kelas pagi itu tampak lebih hidup dari biasanya. Sang Guru sedang mengajak murid-muridnya berkelana ke masa depan lewat sebuah pertanyaan sederhana tentang cita-cita.

Setiap murid mengemukakan impian mereka dengan penuh semangat. Ada yang ingin menjadi penemu hebat, petani yang makmur, hingga tentara yang gagah berani.

Namun, seorang murid bernama Rindang Bumi memberikan jawaban yang berbeda. Dengan wajah tenang namun terkesan pasrah, ia berucap, "Biarlah hidup saya mengalir seperti air saja, Guru."

Sang Guru hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban itu. Beliau tersenyum bijak sambil mendoakan kesuksesan bagi seluruh muridnya.

Pelajaran di Tepi Sungai

Beberapa waktu kemudian, Sang Guru mengajak murid-murid berwisata ke pinggir sebuah sungai besar. Gemuruh suara air terjun yang deras terdengar dari kejauhan, menciptakan kabut tipis di udara.

Sebelum melangkah lebih jauh, Sang Guru menepuk bahu Rindang Bumi. "Anakku, coba pejamkan matamu sejenak dan ingatlah kembali apa yang sebenarnya paling ingin kau capai dalam hidupmu," pinta Beliau lembut.

Setelah Rindang Bumi mengangguk tanda ia sudah memikirkannya, Sang Guru mengajaknya menyusuri tepian sungai yang arusnya mulai menderu.

Beliau menunjuk sebuah batang pohon besar yang hanyut terbawa arus. "Sekarang, fokuskan pandanganmu pada batang pohon itu," perintah Sang Guru.

Batang pohon itu melaju kencang tanpa daya, mengikuti ke mana pun air membawanya. Tak lama kemudian, kayu itu sampai di ujung sungai dan terhempas ke dasar air terjun.

Di bawah sana, batang pohon itu tampak hancur berkeping-keping karena menabrak bebatuan cadas yang tajam. Rindang Bumi terdiam, hatinya sedikit gundah melihat pemandangan tersebut.

Filosofi Batang Pohon dan Ikan

"Lihatlah, Anakku, itulah risiko jika hidup hanya sekadar mengikuti arus air," ujar Sang Guru dengan nada yang dalam. "Arahnya ditentukan sepenuhnya oleh keadaan di luar dirimu."

"Jika sungai bermuara tenang, engkau selamat. Namun jika arus membawamu ke jurang kehancuran, engkau akan hancur menabrak bebatuan," lanjut Sang Guru.

Beliau mengingatkan kembali prinsip hidup Rindang Bumi. "Bayangkan jika prinsip hidupmu seperti batang pohon itu, engkau bisa saja berakhir hancur dan kehilangan cita-cita yang baru saja kau ingat tadi."

Rindang Bumi bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Lalu, sebaiknya apa yang harus saya lakukan, Guru?"

Sang Guru menjawab dengan bijak, "Lihatlah ikan. Ia hidup di air deras, namun tidak serta-merta hanyut terbawa begitu saja."

"Ikan kadang berenang mengikuti arus, namun sering kali ia justru berenang melawannya. Begitu pula seharusnya hidupmu," tegas Sang Guru.

Belajar dari Tokoh Besar

Sang Guru kemudian memberikan contoh nyata. "Bayangkan jika Nabi Muhammad hanya mengikuti kondisi masyarakat Arab Jahiliyah saat itu. Tentu dunia tidak akan menemukan jalan terang."

"Beliau memilih berjuang melawan arus tradisi yang rusak demi membawa perubahan besar menuju peradaban yang mulia," lanjut Sang Guru dengan khidmat.

Beliau juga berkisah tentang pahlawan kemerdekaan. "Jika para pejuang hanya pasrah mengikuti keadaan zaman penjajahan, Indonesia mungkin tidak akan pernah berdiri sebagai bangsa yang merdeka."

"Mereka berani melawan arus, mempertaruhkan nyawa demi cita-cita kemerdekaan. Akhirnya, mereka berhasil mewujudkan mimpi besar bagi seluruh rakyat Indonesia," lanjut Sang Guru dengan semangat.

"Begitu pula dengan para penemu dan ilmuwan. Mereka tekun menciptakan apa yang belum ada, bukan sekadar menikmati apa yang sudah tersedia," tutur Sang Guru.

Kesimpulan: Kapan Harus Melawan Arus?

Rindang Bumi merenung sejenak, lalu bertanya untuk memastikan. "Jadi, apakah hidup melawan arus selalu menjadi jalan yang terbaik, Guru?"

"Tentu tidak selalu demikian," jawab Sang Guru lembut. "Kuncinya adalah kesetiaan pada tujuan hidupmu."

Jika arus membawamu mendekat pada cita-citamu, maka ikutilah. Namun jika arus itu menjauhkanmu dari impian, engkau harus melawannya dengan segenap kekuatan.

Sebagai penutup, Sang Guru berpesan agar setiap murid menanamkan cita-cita yang kuat di dalam hati. "Miliki tujuan yang kokoh agar engkau tidak menjadi seperti batang pohon yang tak berdaya."

"Kobarkan semangat untuk meniti jalan impianmu. Jangan pernah putus asa, karena ingatlah selalu bahwa di balik setiap kesulitan, pasti ada kemudahan."

Diceritakan kembali oleh Wifqi (www.wifqimedia.com).

********

Ingin membaca kisah inspiratif lain? Silakan baca berbagai cerita penuh pesan dan makna di laman Daftar Isi website ini.

Posting Komentar