Cerita Burung Merak dan Burung Bangau adalah sebuah fabel yang mengajarkan untuk tidak bersikap sombong atas kelebihan yang dimiliki. Demikian kisahnya.
Cerita Sang Merak dan Sang Bangau
Suatu hari, seekor Merak jantan bertemu dengan seekor Bangau. Sang Merak sedang membentangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni. Melihat Sang Bangau yang berbulu putih polos, rasa sombong pun muncul di hati Sang Merak.
Sang Merak lalu berkata dengan angkuh, "Kasihan sekali dirimu, Bangau. Bulu-bulumu tampak putih dan kusam. Coba lihat buluku, indah berkilauan seperti jubah seorang raja."
Mendengar ejekan itu, Sang Bangau menoleh dengan tenang. Tanpa rasa kesal, ia berkata, "Kau benar, bulu-bulumu memang sangat indah, laksana pakaian dari surga." Sang Merak semakin bangga mendengar pujian itu.
Sang Bangau melanjutkan bicaranya, "Namun, aku bangga dengan apa yang kumiliki. Sayapku yang putih kusam ini bisa membawaku terbang tinggi, sehingga aku bisa melihat dunia jauh lebih banyak darimu. Aku bisa menjelajah awan dan memandang keindahan luar biasa dari angkasa."
Ia lalu menambahkan, "Sedangkan engkau, keindahanmu hanya bisa kau pamerkan di darat. Engkau tidak bisa melihat keindahan dunia lainnya. Alangkah membosankannya hidupmu."
Sang Bangau kemudian mengepakkan sayapnya dan mulai terbang tinggi, sambil berseru, "Sekarang, coba ikuti aku menikmati keindahan dunia!" Sang Merak hanya terdiam, tak lagi mampu membanggakan kemegahan bulunya.
Pelajaran Yang Dapat Dipetik dari Cerita Sang Merak dan Sang Bangau
1. Jangan merasa sombong dengan kelebihan yang dimiliki
Memiliki kelebihan fisik atau bakat tertentu adalah anugerah yang wajar disyukuri, bukan alat untuk meninggikan diri. Sikap Sang Merak menjadi salah bukan karena ia indah, melainkan karena ia menggunakan keindahan itu untuk bersikap angkuh dan merendahkan Sang Bangau.
Kesombongan sering membuat kita lupa bahwa keunggulan kita hanyalah satu aspek kecil yang tidak menjadikan kita lebih mulia dari orang lain. Cerita ini mengajarkan agar kita tetap rendah hati, karena keindahan akan jauh lebih bermakna dan dihargai jika tidak dikotori oleh sifat sombong.
2. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing
Setiap individu memiliki keunikan sendiri yang sifatnya relatif; satu pihak mungkin unggul dalam rupa, sementara yang lain hebat dalam kemampuannya. Sang Merak boleh saja menang dalam hal keindahan, namun Sang Bangau jelas lebih unggul dalam kemampuan terbang dan menjelajah angkasa.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh memandang sebelah mata orang lain hanya karena mereka tampak berbeda atau memiliki kekurangan dalam hal tertentu. Menghargai perbedaan potensi adalah kunci, karena kekurangan di satu sisi sering kali tertutupi oleh kehebatan luar biasa di sisi lain yang tidak kita miliki.
3. Bersikap tenang ketika ada yang mengejek
Respons Sang Bangau memberikan pelajaran penting bahwa kita harus memiliki pengendalian diri yang kuat saat menghadapi hinaan. Ia tidak membalas dengan amarah yang meledak-ledak, melainkan tetap tenang yang justru menunjukkan kedewasaan mental serta kepercayaan diri yang tinggi.
Cara terbaik menghadapi ejekan bukanlah dengan adu mulut, melainkan melalui pembuktian tindakan nyata. Seperti Sang Bangau yang menjawab keraguan dengan terbang tinggi, biarkan prestasi dan kemampuan positif kita yang berbicara untuk membungkam penilaian buruk orang lain.
Ingin membaca fabel Aesop lainnya? Kunjungi koleksi lengkap kami melalui tautan berikut: Kumpulan Dongeng dan Fabel Aesop

Posting Komentar