LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Kisah Tentang Orang Yang Mengakali Ilmu

Kisah Tentang Orang Yang Mengakali Ilmu

Sang guru bercerita kepada muridnya tentang kisah orang yang mengakali ilmu. Berikut ceritanya.

"Ada seorang lelaki yang sangat kaya. Akan tetapi, hidupnya tidak bahagia karena ia menderita penyakit parah. Ia telah berobat ke banyak tempat, tetapi hasilnya tidak menggembirakan. Meski demikian, ia tetap berupaya maksimal untuk mendapatkan kesembuhan dengan berobat ke berbagai tempat."

"Penyakit yang diderita sang lelaki kaya semakin parah. Ia merasa tidak ada harapan lagi bagi dirinya untuk sembuh. Lalu, ia pun mengucapkan nadzar (sumpah) bahwa ia akan menjual rumah yang ia tempati dan menyedekahkan seluruh hasil penjualan rumah kepada kaum fakir dan miskin."

"Tak dinyana, datanglah sebuah keajaiban. Suatu hari datanglah seorang kakek dari daerah pedalaman ke rumah sang lelaki kaya. Kakek tersebut datang untuk meminta sumbangan bagi desanya yang miskin. Saat sang lelaki kaya itu keluar dan menemui kakek tersebut dan memberikan sedikit bantuan, kakek tersebut berkata bahwa ia melihat adanya penyakit pada diri sang lelaki kaya, dan dia menyarankan agar sang lelaki kaya meminum sejenis ginseng dengan dosis tertentu secara rutin."

"Pada awalnya sang lelaki kaya tidak menganggap serius apa yang dikatakan kakek tersebut, namun ia berpikir apa salahnya mencoba. Lalu ia menuruti apa yang dikatakan kakek tersebut dan meminum ramuan ginseng selama satu bulan. Secara ajaib, penyakit yang tadinya terasa sangat menyakitkan berangsur-angsur berkurang, bahkan ia akhirnya sembuh total."

"Lalu, sang lelaki kaya itu ingat nadzarnya dan takut akan sakit lagi jika ia tidak memenuhi nadzar yang ia ucapkan. Akan tetapi, ia juga merasa sayang jika harus menjual rumahnya yang mahal dan menyedekahkan semua hasil penjualan tersebut ke orang fakir dan miskin."

"Lalu terbersitlah sebuah ide di otaknya. Ide agar ia dapat tetap memenuhi nadzarnya namun ia tidak perlu kehilangan banyak uang."

"Rumah sang lelaki kaya bernilai 1 miliar. Sang lelaki kaya lalu menjual rumahnya dengan seharga 1 juta, tetapi rumah hanya dijual beserta sebuah lemari di dalamnya yang ia hargai 999 juta. Pembeli harus membeli rumah beserta lemarinya, jika tidak maka sang lelaki kaya tidak mau menjualnya."

"Akhirnya rumah itu terjual dan ia hanya menyedekahkan uang senilai 1 juta rupiah yang merupakan harga rumahnya, sedangkan uang senilai 999 juta ia belikan lagi rumah lain. Ia tidak menganggap bahwa uang 999 juta tersebut bagian dari yang harus ia sedekahkan karena harga itu adalah harga lemari."

Sang Guru menutup kisahnya dan berkata kepada para muridnya.

"Demikianlah kisah orang yang mengakali ilmu. Ia memiliki pengetahuan, tetapi ia hanya memanfaatkan pengetahuannya untuk kepentingan diri sendiri. Secara lahiriah, apa yang dilakukan sang orang kaya tersebut tidaklah salah karena ia hanya berjanji menyedekahkan hasil penjualan rumah, bukan penjualan barang selain rumah. Akan tetapi, secara hakikat ia telah menipu dirinya sendiri, juga menipu Tuhannya yang kepada-Nya ia mengucapkan sumpah tersebut."

"Orang semacam itu sekarang banyak. Mereka pandai dan ahli dalam bidang tertentu, namun mereka memanfaatkan ilmu dan pengetahuan tidak pada tempatnya dan hanya demi kepentingan dirinya. Lalu mereka berargumen dalam setiap perbuatannya bahwa ia telah bertindak sesuai ilmunya. Ya, secara lahiriah ia telah bertindak sesuai ilmunya, tetapi pada hakikatnya ia hanya mengakali ilmunya sebagaimana yang dilakukan orang kaya dalam cerita tersebut."

"Untuk itu, kalian harus berhati-hati dengan ilmu kalian. Carilah ilmu untuk akalmu, akan tetapi janganlah mengakali ilmu. Gunakanlah ilmu yang kalian miliki dengan semestinya dan sebagaimana seharusnya."

Posting Komentar